Minggu, 19 April 2015



1.SEJARAH KOTA PEKANBARU

   Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada saat itu dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin. Daerah yang mulanya sebagai ladang, lambat laun menjadi perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki yang terletak di tepi muara sungai Siak.
    Nama Payung Sekaki tidak begitu dikenal pada masanya melainkan Senapelan. Perkembangan Senapelan berhubungan erat dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau membangun istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan perkampungan Senapelan. Diperkirakan istana tersebut terletak di sekitar Mesjid Raya sekarang. Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah mempunyai inisiatif untuk membuat Pekan di Senapelan tetapi tidak berkembang. Usaha yang telah dirintis tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali di tempat baru yaitu disekitar pelabuhan sekarang.
   Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 21 Rajah 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 M berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi "Pekan Baharu"selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Kota Pekanbaru. Mulai saat itu sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer sebutan "PEKAN BAHARU", yang dalam bahasa sehari-hari disebut PEKANBARU.
      Perkembangan selanjutnya tentang pemerintahan di Kota Pekanbaru selalu mengalami perubahan, antara lain sebagai berikut :
  1. SK Kerajaan Besluit van Her Inlanche Zelf Bestuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut District.
  2. Tahun 1931 Pekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri dikepalai oleh seorang Controleur berkedudukan di Pekanbaru.
  3. Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dikepalai oleh seorang Gubernur Militer disebut Gokung, Distrik menjadi Gun dikepalai oleh Gunco.
  4. Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No.103 Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota b.
  5. UU No.22 tahun 1948 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil.
  6. UU No.8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai kota kecil.
  7. UU No.1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja.
  8. Kepmendagri No. Desember 52/I/44-25 tanggal 20 Januari 1959 Pekanbaru menjadi ibukota Propinsi Riau.
  9. UU No.18 tahun 1965 resmi pemakaian sebutan Kotamadya.
  10. UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya berubah menjadi Kota.

2.WILAYAH GEOGRAFIS
   
2.1 LETAK & LUAS
    Kota Pekanbaru terletak antara 101°14' - 101°34' Bujur Timur dan 0°25' - 0°45' Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 5 - 50 meter.Permukaan wilayah bagian utara landai dan bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 5 - 11 meter.
  Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 Tanggal 7 September 1987 Daerah Kota Pekanbaru diperluas dari ± 62,96 Km² menjadi ± 446,50 Km², terdiri dari 8 Kecamatan dan 45 Kelurahan/Desa. Dari hasil pengukuran/pematokan di lapangan oleh BPN Tk. I Riau maka ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 Km².
   Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan Lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklan Kecamatan Baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan Kelurahan/Desa baru dengan Perda tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan/Desa.

2.2 BATAS 
      Kota Pekanbaru berbatasan dengan daerah Kabupaten/Kota :
  • Sebelah Utara    :     Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar
  • Sebelah Selatan :     Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan
  • Sebelah Timur    :    Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
  • Sebelah Barat    :     Kabupaten Kampar
2.3 SUNGAI
     Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur. Memiliki beberapa anak sungai antara lain : Sungai Umban Sari, Air Hitam, Siban, Setukul, Pengambang, Ukui, Sago, Senapelan, Limau, Tampan   dan Sungai Sail.Sungai Siak juga merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta dari daerah lainnya.
Sungai Siak
     

2.4 IKLIM
      Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34,1º C - 35,6º C dan suhu minimum antara 20,2º C - 23,0º C
Curah hujan antara 38,6 - 435,0 mm/tahun dengan keadaan musim berkisar :
  •  Musim hujan jatuh pada bulan Januari s/d April dan September s/d Desember.
  •  Musim Kemarau jatuh pada bulan Mei s/d Agustus
Kelembapan maksimum antara 96% - 100%. Kelembapan minimum antara 46% - 62%.

3.KEPENDUDUKAN

    Kota Pekanbaru merupakan kota terbesar di Propinsi Riau sekaligus Ibu kota Propinsi.Pada sensus penduduk tahun 2010,penduduk di Kota Pekanbaru mencapai 850.000 jiwa.Laju perkembangan Ekonomi di Kota Pekanbaru memacu Pertambahan Penduduk mencapai 71 ribu jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 1.429,6/km².Etnis Minangkabau merupakan etnis yang banyak terdapat di Kota Pekanbaru yang mencapai 37,7% dan Etnis yang lain seperti etnis Melayu,Tionghoa,Batak,Jawa,Bugis dll.

3.1 AGAMA
    Pada umumnya masyarakat Kota Pekanbaru memeluk agama islam dan sebagian memeluk agam kristen,budha,hindu dan khonghucu.
Vihara Tridharma Pekanbaru

Mesjid Agung Annur Pekanbaru
3.2 BAHASA
    Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang dipakai.namun bahasa Minang lebih dominan di kalangan masyarakat,terutama para perantau dari etnis Minangkabau dan bahasa lain yaitu Melayu dan Tionghoa.


4.PEMERINTAHAN
  Kota Pekanbaru secara administratif dipimpin oleh seorang walikota yang dipilih melalui pemilukada.Berikut Nama-nama walikota yang pernah menjabat :


No.
  Nama Walikota
 Awal Masa Jabatan
Akhir Masa Jabatan
1
Datuk Wan Abdulrahman
17 Mei 1946
11 November 1946
2
Datuk Ahmad
11 November 1946
7 Mei 1953
3
Tengku Ilyas
7 Mei 1953
1 Juni 1956
4
Muhammad Yunus
1956
1958
5
OKM Jamil
1958
1959
6
Datuk Wan Abdulrahman
1959
1962
7
Tengku Bay
1962
1968
8
Raja Rusli
1968
1970
9
Abdulrahman Hamid
1970
1981
10
Ibrahim Arsyad
1981
1986
11
Farouq Alwi
1986
1991
12
Ousman Effendi Apan
1991
2001
13
Herman Abdullah
18 Juli 2001
18 Juli 2011
14
Syamsurizal
18 Juli 2011(Jabatan Sementara)
-



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar